Teknik Kimia ITBM Banyuwangi

Kategori
Berita Uncategorized

Sosialisasi Pembuatan Pestisida Nabati dari Limbah Kulit Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Kepada Masyarakat di Desa Bagorejo Kecamatan Srono

Pada hari Sabtu, 21 Mei 2022 dosen Teknik kimia ITBM Banyuwangi melaksanakan program pengabdian masyarakat bertempatkan di Desa Bagorejo Kecamatan Srono dengan mengusung tema memanfaatkan limbah kulit bawang merah untuk dimanfaatkan menjadi produk yang lebih berguna. Dalam pengabdian kali ini kami dari tim dosen memilih untuk mengolah kulit bawang merah menjadi pestisida nabati. Sasaran pada pengabdian kami yaitu ibu-ibu PKK di Desa Bagorejo. Metode pelaksaksaan pengabdian ini dimulai dengan sosialisasi limbah kulit bawang merah yang disampaikan oleh Alif Nur Laili Rachmah, S.T., M.T dan dilanjutkan penyampaian materi sosialisasi pembuatan pestisida nabari dari kulit bawang merah yang disampaikan oleh Ratri Sekaringgalih, S.T., M.T. Adapun tujuan dari program pengabdian ini yaitu supaya ibu-ibu PKK bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan limbah kulit bawang merah dan dapat membuat pestisida nabati secara mandiri.

Tim Pengabdian Prodi Teknik Kimia ITBM Banyuwangi

Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah merupakan salah satu rempah-rempah yang sering digunakan selain sebagai bumbu masak juga sebagai obat tradisional dan merupakan tanaman sayuran semusim dengan umbi berlapis,. Pemanfaatan bawang merah terbatas pada dagingnya saja, sedangkan kulitnya tidak dimanfaatkan. Padahal dalam kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa tersebut memiliki keistimewaan sebagai anti-feeden. Dalam hal ini, hama serangga tidak lagi bergairah dan menurunnya nafsu makan yang mengakibatkan hama serangga enggan untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan dalam konsentrasi rendah, bersifat racun perut yang bisa mengakibatkan hama serangga menemui ajalnya. Hama serangga mengonsumsi daun yang mengandung senyawa acetogenin konsentrasi rendah, akan menyebabkan terganggunya proses pencernaan dan merusak organ-organ pencernaan, yang mengakibatkan kematian pada hama Hal ini dikarenakan masyarakat sering menganggap kulit bawang merah sebagai limbah yang dihasilkan dari industri pangan dan rumah tangga dan belum mengetahui kandungan penting pada kulitnya.

Atas dasar itulah kami melakukan program pengabdian yang berbasis sosialisasi ini dengan tujuan supaya masyarakat khususnya Bagorejo mengetahui potensi dari kulit bawang merah. Kulit bawang merah ini bisa diolah dan di manfaatkan sebagai pestisida nabati, yang mana bisa sangat berguna untuk masyarakat desa Bagorejo yang mata pencaharian utamanya adalah petani.

Produk Pestisida Nabati Dari Limbah Kulit Bawang Merah

Pembuatan pestisida nabati cukup mudah, awalnya kulit bawang merah dipisahkan dari bawang merah, kemudian kulit bawang merah direndam dengan air (usahakan jangan air PDAM) dengan perbandingan 1:4, sampai kulit bawang merah terendam sempurna selama kurang lebih 4 hari. Kemudian hasil larutan ini disaring, dan hasil cairannya bisa langsung diaplikasikan sebagai pestisida nabati. Cara penggunaannya cukup semprot pestisida ini ke bagian tanaman yang terserang hama selama 1-2 kali seminggu.

Kategori
Berita

Pengolahan Limbah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Bio-Organik Bersama Masyarakat Desa Kaliploso

Pada hari Senin, 16 Mei 2022 Kami para dosen Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Banyuwangi menjalankan program pengabdian masyarakat di Desa Kaliploso Kec. Cluring. Tema yang diusung dalam program pengabdian ini yaitu menjaga lingkungan bersih. Program pengabdian ini merupakan lanjutan program pengabdian sebelumnya. Sehingga nantinya akan menjalin kerjasama antara Desa Kaliploso dengan ITBM Banyuwangi. Dalam pengolahan limbah rumah tangga kali ini, kami tim dosen memilih mengolah limbah nasi basi yang akan dijadikan bahan utama membuat pupuk bio organik sederhana. Sasaran dari pengabdian ini yaitu warga dan ibu-ibu pkk. Diharapkan nantinya warga dapat mengurangi limbah rumah tangga dengan cara pengolahan mandiri dan sederhana. Metode pelaksanaan dari pengabdian ini yaitu pembukaan yang dibawakan oleh Ibu Yuni Susanti, S.Si., M.Si. dan kemudian lanjut materi pengolahan limbah oleh Ibu Ayu Qurota A’yun, S.Si., M.Sc.

Bu Yuni Susanti dan Tim Pengabdian sedang memberikan Sosialisasi

Limbah nasi basi berasal dari nasi sisa yang tidak diolah kembali. Limbah nasi basi ini sering dibuang begitu saja, padahal limbah tersebut dapat dimaafkan kembali menjadi pupuk bio organik. Limbah nasi basi mengandung nutrisi penting untuk tanaman, sehingga jika sudah diolah menjadi pupuk organik. Limbah nasi basi ini tidak akan merusak lingkungan dan juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan, serta sangat bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan tanaman. Nasi basi mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, besi, dan kalsium. Nitrogen total yang terkandung pada pupuk organkik cair dari nasi basi sebesar 92 mg/L serta mengandung satu atau lebih pembawa unsure makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman dan bahan organik yang dipakai mudah larut dalam air (Handisuwito, 2012).

Produk Pupuk Cair Organik dari Bahan Limbah Rumah Tangga

Oleh karena, kami para dosen teknik kimia mengadakan program pengabdian lanjutan di desa Kaliploso dengan harapan agar setiap warga melalui kegiatan PKK dapat melakukan pengolahan sampah secara mandiri yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Kategori
Uncategorized

Teknik Kimia: Pelatihan Pembuatan Minuman Probiotik Menyehatkan “Teh Kombucha” di Desa Bagorejo dalam tema Pola Hidup Sehat di Era Pandemi

Pada Bulan Mei 2022 Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen dan Mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Banyuwangi melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan teh kombucha di Desa Bagorejo, Srono, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini dihadiri olek Pokja Ibu-Ibu PKK setempat. Program Pengabdian yang diketuai oleh Yuni Susanti S.Si., M.Si. dan beranggotakan Ayu Qurota ‘Ayun S.Si., M.Sc., Alif Nur Laili Rachmah, S.T., M.T., Ratri Sekaringgalih, S.T., M.T, serta Ansori, S.T., M.T. ini memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat di era pandemi dan menambah ketrampilan masyarakat dalam membuat salah satu minuman probiotik, yaitu kombucha.

Teh kombucha yang berbahan dasar teh hitam atau teh hijau merupakan salah satu minuman probiotik yang memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan. Hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia pada awal tahun 2020 ini berjuang melawan virus Covid-19. Masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh, termasuk dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan imunitas tubuh agar tidak mudah tertular virus atau bakteri apa pun. Salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan memberi asupan nutrisi kepada bakteri, baik (probiotik) yang ada di dalam tubuh atau yang lebih dikenal sebagai makanan dan minuman probiotik. Pembuatan kombucha menggunakan bantuan bakteri dan jamur (SCOBY) untuk membantu proses fermentasi. Tehh kombucha memiliki manfaat meningkata daya imun tubuh dan booster energy. Khasiat lain pada produk minuman ini adalah sebagai anti penuaan dan anti kanker karena kaya akan kandungan antioksidan. Minuman ini belum banyak dikenal oleh masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di daerah pedesaan.

Pembuatan tehh kombucha ini melalui dua tahap fermentasi. Fermentasi pertama adalah fasa pembentukan asam cuka dalam kondisi mikroaerasi. Sedangkan fermentasi kedua adalah fasa penambahan rasa-rasa dan proses karbonasi yang terjadi pada kondisi anaerob. Rasa yang diberikan menggunakan rempah dan rimpang karena di Banyuwangi sangat mudah ditemukan. Penambahan rempah dan rimpang memperkaya kandungan nutrisi yang ada pada teh kombucha. Rempah dan rimpang yang digunakan antara lain:  kayu manis, jahe, sereh, secang, bunga lawang.

Perubahan gaya hidup back to nature  dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang alami seperti teh kombucha merupakan langkah awal yang baik untuk menjaga kesehatan. Semangat sehat, semakin taat, dan menebar manfaat.